Semalam aku bermimpi pulang. Di sana
canda dan tawa berhamburan di udara, di sana bahagia. Namun ketika aku
terbangun, semua lenyap.
Ada perih yang menyeruak ketika nyata
menyadarkan bahwa pulangku
takkan lagi sama setelah ini. Dan tiba-tiba saja
airmataku jatuh.
Kamu tau teman,
ini tidak mudah.
Pulang.
Rumah.
Dulu aku tak pernah temukan hal istimewa
dari sana. Yang ku tau, pulang adalah kembali ke rumah. Dan rumah adalah tempat
dimana Papa, Mama, Kakak, dan Abangku akan menyambut ketika aku pulang. Sebatas
itu, tak lebih dan tak kurang.
Hingga akhirnya segalanya berubah,
ketika pulangku tak lagi disambut oleh mereka. Tiba-tiba saja rumah tak
sehangat dulu. Tak ada lagi pelukan dan sapaan atas pulangku. Tak ada lagi
mereka. Satu per satu sudah berubah menjadi batu nisan.
Sejak
itu aku tau, pulangku dan rumahku sudah tak seistimewa dulu.
Aku sudah melewatkannya. Aku
melewatkannya, teman.
Sejak terjaga dari mimpiku semalam,
ingatan begitu sering melemparkanku kembali ke masa lalu. Aku teringat rumah.
Aku teringat setiap mimpi yang pernah kami lambungkan bersama di sana.
Aku teringat setiap tawa, tangis, amarah, dan kasih yang pernah hadir. Aku
teringat wajah-wajah yang dulu pernah begitu bahagia.
Hingga
akhirnya, aku teringat semua tinggal
kenangan.
Mengapa demikian teman? Mengapa?
Waktu bergulir terlalu cepat. Kesempatan
berlalu begitu saja. Segala sesuatunya mendadak berubah. Aku bahkan merasa tak
sempat mengedipkan mata ketika semuanya terburu-buru meninggalkanku.
Apa yang salah teman? Apa?
Tak bisakah kamu membantuku mencari
jawabnya? Aku sudah menanyakannya kepada karang, kepada ombak, kepada matahari,
dan bahkan kepada rumput yang bergoyang, namun mereka pun tak punya jawab.
Ah sudahlah.
Jangan terlalu memaksakan diri mencari
jawab atas tanyaku, teman. Aku tak akan menanyaimu lagi. Aku tau kamu pun tidak
mengerti tentang apa yang menimpaku. Maklumi saja, mungkin di lain waktu kita
bisa berbagi lebih banyak cerita sampai kamu bisa mengerti.
Aku
rasa aku hanya terlalu merindu.
Aku
rasa aku hanya terlalu letih.
Aku
rasa aku hanya butuh pulang, kembali kepada-Nya.
Menumpahkan
segala tangis dan sedih ini pada Tuhanku.
Bukankah
Tuhan adalah sebaik-baiknya tempat untuk pulang, teman?
:)
Baiklah,
sampai bertemu kembali.
0 komentar:
Posting Komentar