"When you die, you just die. But if you write something, when you die, you'll live forever" D.N.W

Senin, 04 November 2013

Percakapan dengan Sang Malam :)

Sang surya tenggelam. Dengan santunnya mengundurkan diri menuju perut bumi. Perlahan cahaya keemasannya pun menghilang, berganti gelap. Udara dingin, angin berhembus pelan, seolah sedang berbisik, “Sudah malam, teman.” Dan dibalik gelap aku tersenyum, “Ya, sudah malam.” jawabku entah pada siapa.

Akhir-akhir ini, waktu mulai menarikku dalam kesadaran bahwa ia berlalu begitu cepat. Aku tidak tau, aku harus senang atau malah sebaliknya? Entahlah.
Berbicara tentang waktu tak lepas dari bicara soal kesempatan. Dan malam selalu berhasil membuatku bisu, tiap dia datang menyapa dengan pertanyaannya, “Sudah berapa kesempatan yang kamu buang hari ini?”
Ah malam, mengapa malah menyambutku dalam lilitan penyesalan? Andai saja Tuhan mengizinkan, aku ingin sekali memutar waktu kembali, menyusun ulang kepingan-kepingan kesempatan yang pernah tanpa sengaja ku retakkan atau lebih parahnya ku pecahkan sampai tak berbentuk lagi. Aku tau aku sudah begitu sering menyia-nyiakan, w-a-k-t-u-k-u.

Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha tenang, lalu melepasnya. Namun tak sampai satu hembusan napas, sang malam menggodaku lagi, “Sudah berapa banyak dosa yang kamu perbuat hari ini?”
Konyol, bisa-bisanya aku ditanyai hal tersebut hanya oleh sesosok malam ! Aku berusaha tenang. Mencoba mencari jawab dalam diriku, ku buka kembali memori-memori di otakku tentang hari ini, berusaha menghitung dosa. Tapi di pertengahan jalan aku menyerah, ternyata daftarnya cukup panjang, aku tak bisa lagi menghitung. Dan malam malah tertawa, baiklah kali ini dia menang.

“Kan masih ada besok, aku masih punya waktu untuk memperbaiki semua.” ku coba mencari alasan, sekedar menutupi rupaku yang terlanjur malu pada malam.
Lalu ku lihat dia tertawa, tertawa terpingkal-pingkal sampai tak tertahan. Aneh. Bahkan sempat pula ku lirik bulan dan bintang yang turut menyeringai mendengar jawabanku. Hey apa yang salah?
“Kamu yakin? Bagaimana kalau ternyata besok tidak pernah datang? Bagaimana kalau ternyata ini adalah malam terakhirmu?” ujar malam sambil terus tertawa, menertawaiku. Sial.

Seketika aku ciut. Setelah sekian banyak waktu yg ku biarkan berlalu percuma, mengapa baru ku sadari bahwa waktuku terbatas? Bagaimana bila ternyata ini adalah malam terakhirku dan ramalan sang malam benar bahwa besok tak pernah datang di hidupku? Tak bisa ku bayangkan dan tak pernah ku pikirkan.
Tiba-tiba ku rasa ratusan penyesalan menghujani batinku. Ada dorongan tak terjelaskan yang memaksa airmataku pecah. Aku meratap, mengiba.

“Lalu aku harus bagaimana?” tanyaku dengan lesu, aku hampir menyerah, perdebatan dengan malam kali ini benar-benar menguras tenagaku, hatiku, dan airmataku.

Sang malam terdiam, bulan dan bintang pun turut membisu. Ku tatap mereka dengan harap, mencari jawab. Ah ayolah, segera bicara. Namun tak kunjung ada suara, aku mulai tak sabar. Ku desak lagi mereka, tak ada jawabnya. Ini keterlaluan ! “JAWAB AKU !!!” teriakku sekuat tenaga.













Aku terkesiap. Mataku terbelalak, dimana aku? Dimana sang malam, bulan, dan bintang tadi? Ku lihat sekelilingku, cahaya sang surya menyapaku dari sela-sela tirai jendela yang ada. INI PAGI, TEMAN ! WOW !
Kesadaran ini menarik suatu kelegaan di hatiku :')
“Terimakasih karna masih memberiku kesempatan, Tuhan” tak putusnya ku rapalkan ucapan syukur pada Tuhan. Hari ini ku pastikan akan melakukan yang terbaik dan menghargai waktuku. Bahkan bila perlu akan ku buat satu buku laporan pada sang malam, karna kali ini takkan ku biarkan dia menang lagi. Haha, aku tersenyum membayangkannya.
Ku hirup udara dalam-dalam, ku hembuskan perlahan. Baiklah, aku siap jalani hari. Sampai bertemu sang malam, tunggu aku dengan laporan yang mengejutkanmu di penghujung hari nanti ! :)
Read More
Gambar tema oleh Nic_Taylor. Diberdayakan oleh Blogger.

© 2011 Coretan Ayu :), AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena