"When you die, you just die. But if you write something, when you die, you'll live forever" D.N.W

Senin, 14 April 2014

Surat Untuk : Kamu


Dear, …
Apa kabar serpihan masa lalu? Masih ingat denganku? Bayang-bayang yang dahulu pernah menjadi nyata dalam hidupmu, pernah menjadi orang yang paling berarti bagimu, pernah menduduki posisi terpenting di hatimu,  namun sekarang tak menyisakan apa-apa di ingatanmu.

Maaf bila sekarang aku muncul kembali, sedikit mengusik ingatanmu tentang kita yang telah tenggelam –atau sengaja ditenggelamkan dalam lautan ingatanmu. Aku tau, selepas kepergianku, kamu membenciku dengan sangat hebat. Setiap cacian, kekesalan, kebencian, dan kekecewaan yang kamu tumpahkan di media sosial sudah terbaca olehku, sangat nyata, bahkan terlalu jelas, kamu membenciku. Tak salah memang, karena aku pun bila berada di posisimu saat itu mungkin akan melakukan hal yang sama.

Namun, bila aku boleh bertanya, pernahkah kamu sedikit saja berpikir bagaimana bila kamu berada di posisiku? Ketika meninggalkanmu bukan lagi menjadi sebuah pilihan namun keharusan bagiku. Aku lemah, sayang. Aku tak punya cukup kekuatan untuk berjuang terlalu keras untuk mempertahankan “kita”.
Aku meminta maaf untuk hal ini, maaf bila dulu aku memilih pergi dan tak memberi kabar, maaf karena sudah menyerah tanpa aba-aba, maaf karena sudah memutuskan dengan paksa rasa yang pernah ada, maaf karena aku terlalu lemah dan bodoh saat itu, maaf karena aku melepaskanmu.

Aku disini bukan hendak membela diri, bagaimana pun aku tau aku berada di posisi yang salah, karena untuk segala macam alasan yang menumpuk di otakku, aku tak sanggup menjelaskan mengapa aku harus melakukan itu.
Aku hanya berharap selepas membaca tulisan ini, kamu mau memaafkanku dan tidak terus menerus membiarkan dirimu tenggelam dalam kebencian yang semakin lama justru semakin melukaimu. Lekaslah sembuh dari lukamu, maaf karena aku tak bisa berada disisimu mengobati dan membalut luka itu. Yakinlah, Tuhan sudah menyediakan gadis yang lebih baik dariku untuk mendampingimu, merawatmu, dan membantumu mengobati luka yang pernah ku torehkan. Sekali lagi, tolong maafkan aku.

Disini, dalam pelarianku, aku tetap mengingatmu.
Disini, dalam setiap doaku, aku tetap menyebut namamu.
Berbahagialah sayang … agar kelak ketika kita bertemu,
aku sanggup untuk berkata :
“Terima kasih karna sudah bahagia, meskipun itu tanpaku …”.


Tertanda,

“Seseorang  dari Masa Lalumu”


#fiksi

1 komentar:

All mengatakan...

wawww...
tulisanmu sangat bagus :)

tp jd penasaran aku dgn tulisanmu ini :D
apakah tanda (#fiksi) itu benar fiksi atau tidak?? :D
krn pas ku baca, itu seperti ungkapan dari hatimu yg dalam loh :D

salam kenal. Ya'ahowu

Posting Komentar

Gambar tema oleh Nic_Taylor. Diberdayakan oleh Blogger.

© 2011 Coretan Ayu :), AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena